Sabtu, 01 Januari 2011

Penalti Rp1,8 Miliar dari Sponsor Ancam Liga

PT Liga Indonesia (Liga) terancam mendapatkan penalti sekitar Rp1,8 miliar. Denda itu datang dari sponsor utama Indonesia Super League (DISL) 2010/2011, Djarum.

Semua itu akibat efek keputusan mundur tiga klub dari ISL. Putaran pertama ISL baru menyelesaikan 75 laga, tapi perubahan besar sudah terjadi. Kompetisi sepak bola kasta tertinggi negeri ini musim 2009/2010 tinggal menyisakan 15 klub. Hal itu terjadi karena tiga klub memilih hengkang ke Liga Primer Indonesia (LPI). Klub yang meninggalkan ISL itu adalah PSM Makassar, Persema Malang, dan Persibo Bojonegoro.

Reaksi mendegradasi ketiganya sebelumnya sudah dilakukan Liga. Namun, menghapus hak mereka sebagai anggota ISL belum setimpal. Sebab, Liga sebagai pelaksana sekaligus pengelola kompetisi dihadapkan pada masalah lain. Berubahnya komposisi klub diprediksi akan memicu reaksi dari sponsor utama. Bukan hanya itu, hilangnya tiga klub itu bisa dikatakan tidak terselenggaranya home dengan penonton.

Sponsor utama sebelumnya sudah menyiapkan penalti berlapis bagi Liga, seandainya gagal menggelar laga dengan penonton. Sanksi itu akan dihitung per pertandingan. Mengacu pada kesepakatan, denda Rp50 juta diberikan bila klub menurut venue resmi gagal menggelar laga. Denda Rp75 juta per laga akan diterima Liga bila memindahkan venue pertandingan, meski dengan penonton. Sanksi maksimal Rp100 juta per pertandingan akan diketok seandainya arena pertandingan dipindah plus tanpa penonton.

”Nanti tinggal dihitung berapa home yang hilang. Tapi yang jelas, kami kecewa karena antusiasme masyarakat seusai Piala AFF 2010 terhadap sepak bola nasional tiba-tiba dipatahkan oleh mundurnya tiga klub tersebut,” kata Perwakilan PT Djarum, Fatih Chabanto, kemarin. Mundurnya tiga klub tersebut mengakibatkan sedikitnya 36 home tidak bisa digelar. Sebab, Persibo baru menjalani tujuh laga kandang.

PSM dan Persema masing-masing sudah menggelar empat partai kandang. Mengacu kepada kondisi tersebut dan mengasumsikan laga tetap digelar sesuai homeground klub, bisa dikatakan Liga terancam sanksi Rp1,8 miliar. Sebelumnya Liga menerima kucuran dana Rp 40 miliar dari sponsor utama. ”Nilai penalti tinggal dikalikan saja menurut strata sanksi.

Tapi kami harus bertemu Liga, setelah itu baru dihitung semuanya,” ujarnya. Bukan pertama kali Liga dibayangi penalti dari sponsor utama ISL. Pada musim sebelumnya, sanksi dihitung menurut perubahan agenda pertandingan. Sponsor utama saat itu memberikan toleransi perubahan jadwal tidak lebih dari 15% dari total 308 laga. Sanksi Rp100 juta akan diberikan seandainya regulasi tersebut terpenuhi. Sponsor saat itu juga mengklaim, laga yang digelar tidak memenuhi regulasi mencapai 15%.

Pada awal musim ini, Liga sudah melakukan revisi jadwal 35 laga. Sementara itu, Liga mengaku siap menanggung konsekuensi dari sponsor atas mundurnya tiga klub tersebut. Sekretaris PT Liga Indonesia Tigorshalom Boboy menyatakan, yang harus segera diselesaikan adalah kepastian kelanjutan kompetisi.

Liga berencana mengumpulkan 15 klub tersisa di ISL untuk membahas masalah ini pada Senin (3/1) di Jakarta. ”Kami tunggu saja reaksi dari sponsor utama. Semua akan dibicarakan nanti dan keputusan akan kami jalankan. Sekarang yang utama adalah bagaimana kompetisi tetap normal berjalan,” pungkasnya.

(wahyu argia/seputar-indonesia)

0 komentar:

Posting Komentar